Thursday, April 12, 2012

Bagaimana Cara untuk Rendah Hati atau Tinggi Hati



Halo leaders...

Semoga para leaders sekalian dalam keadaan sehat semuanya.

Siapa yang suka dongeng ketika kecil? Atau bahkan pas sudah besar masih suka dongeng? Hhaaa...dongeng atau cerita tidak mengenal usia, bagi siapa saja yang mau membaca atau mendengarkan, tentu tidak masalah. :)

Berikut ini ada sebuah dongeng yang enak untuk dibaca, dongeng tentang sifat seseorang, yaitu tentang rendah hati dan tinggi hati. Selamat membaca...

Ada seseorang bernama Mr.A yang sedang menjadi seorang karyawan dengan posisi tinggi dan gaji yang terbilang tinggi. Perusahaannya juga terlihat besar (menurut orang lain atau menurutnya sendiri). Mr.A setiap hari dari pagi sampai sore, bahkan sesekali harus meluangkan waktu untuk lembur. Ada banyak sekali faktor dia melakukannya, ada alasan karena dia suka dengan pekerjaannya tersebut, ada karena sudah tidak ada pekerjaan lain yang menerimanya, ada karena dia butuh tambahan untuk sebuah kebutuhan hidup, ada karena pekerjaan itu sesuai latar belakangnya sehingga dia merasa sedikit enggan untuk memilih jalur lain, dmbl (dan masih banyak lagi) :D

Suatu ketika Mr.A berbicara dengan teman lamanya (chatting/sms-n/telpon/bertemu di jalan/dmbl). Singkat cerita, teman lamanya bertanya kepadanya, "Ow...kerja ya...di perusahaan apa? Posisi apa?".
(Jawabannya dipisahkan menjadi dua untuk membedakannya)

Dongeng pertama :

Mr.A pun menjawab, "Aku kerja di perusahaan X, kalo posisi, halah...masih kuli/babu/jongos". Intinya dia sedang merendah ketika menjawab pertanyaan. Malah dia pernah ketika ditanya seperti itu, dia malah menjawab, "Perusahaan gitu dech...g besar koq...posisi juga masih cupz". Dimana dia tetap merendah ketika diberi pertanyaan tersebut.

Teman lamanya mencoba untuk terus menggali tentang dimana Mr.A bekerja dan posisinya, tapi meski pun teman lamanya sudah berusaha, Mr.A tetap saja belum mau mengatakan yang sebenarnya. Teman lamanya pun semakin enggan untuk bertanya lebih jauh lagi tentang kondisinya sekarang dan...pembicaraan pun berakhir dengan rasa yang kurang puas yang ada di dalam hati teman lamanya itu.


Dongeng Kedua :

Mr.A pun menjawab, "Aku sementara ini kerja di perusahaan X kawan, posisinya jangan salah lho...udah manager, heheee... Terus bagaimana dengan kamu?". Teman lamanya menjawab, "Wow, hebat banget kamu sudah di perusahaan itu dan posisi juga tinggi. Kalau aku sementara ini masih di perusahaan Y yang belum dikenal orang, posisi juga belum jadi manager seperti kamu, aku masih jadi pekerja lapangan, hahaaa...".

Pembicaraan yang singkat itu semakin lama semakin baik dengan sifat yang saling terbuka antara satu sama lain, hingga pada suatu topik pembahasan, Mr.A memberikan cara-cara ampuh kepada teman lamanya agar bisa menjadi minimal manager seperti dia. Di topik lain, teman lamanya juga ternyata memiliki sebuah bisnis yang omsetnya luar biasa, dari situ teman lamanya itu juga berbagi tips-tips bisnis yang luar biasa, sehingga dia tidak sekedar menjadi manager di perusahaan besar, melainkan bisa menjadi direktur utama di perusahaan besar miliknya sendiri.

......

Leaders,

Dua dongeng di atas begitu singkat tapi memiliki dua perbedaan yang sangat besar sekali tentang sebuah sifat manusia.

Sekarang, coba kita bayangakan jika teman lama tersebut adalah orang yang ingin memberi peluang berupa bisnis, pekerjaan baru,dll, atau orang yang ternyata sudah sukses atau orang yang sedang mencari partner untuk sebuah bisnis atau malah.... KAMU!! :)
Siapa kira-kira yang akan lebih diberi peluang oleh teman lama tersebut, Mr.A pada dongeng pertama atau kedua?
Silahkan jawab sendiri ya.... :D

Sebuah sifat rendah diri adalah sifat yang sangat baik, apalagi bagi orang yang sudah terlihat sukses dibanding lingkungan sekitarnya. Tapi ada sebuah poin dimana sifat rendah diri ini jika dilakukan dengan kurang benar, malah terlihat seperti orang yang lebih tertutup, sehingga untuk lawan bicara yang ingin berbagi sebuah peluang, pengalaman atau pun lainnya, menjadi kurang tertarik untuk berbicara lebih jauh lagi.

Sebuah sifat tinggi hati memang terlihat kurang baik jika dibandingkan dengan sifat rendah hati, tapi dengan segala keterbukaannya, terkadang orang yang tinggi hati lebih terbuka sehingga bisa lebih membuat pembicaraan semakin jauh lagi, apa lagi jika dia mau lebih berbagi tentang cara-cara sukses bagaimana dia mencapai posisi yang tinggi itu. Tidak hanya mengatakan tentang posisi tingginya, melainkan berbagi tips kepada lingkungannya untuk mencapai posisi tinggi tersebut.

Leaders, sifat rendah hati itu baik, tapi jangan sampai kita terlalu rendah hati sehingga membuat kita tertutup.

Pesan penulis di sini adalah bagaimana cara kita untuk menjadi seorang yang rendah hati, tapi tetap selalu terbuka terhadap orang lain, dan berbagilah tips-tips untuk menuju kesuksesan lingkungan. Sifat yang saling berbagi menciptakan sebuah hubungan yang harmonis antara satu sama lain. Sebuah hubungan saling terbuka dapat menyebabkan saling terbukanya terhadap peluang-peluang baru, memberi peluang-peluang yang bermanfaat bagi lawan bicaranya. Peluang itulah yang membuat hubungan semakin baik.

Sekian dari penulis, semoga teman-teman dapat menangkap isi dari tulisan singkat ini.

Selamat berjuang.

Salam Sukses!!


Kediri, 12 April 2012

Danang Mirawanto

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...